- Home »
- My Project
// Sora
// On-Rabu, 02 Agustus 2017
Sejak beberapa tahun terakhir,
pemerintah menetapkan jalur undangan sebagai pintu utama memasuki
perguruan tinggi negeri (PTN). Sistem inilah yang dipakai dalam Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Penerimaan jalur undangan berarti seorang siswa tidak perlu
mengikuti ujian tertulis untuk masuk PTN yang dikehendakinya. Seleksi
dilakukan berdasarkan rekam akademik tiap siswa pendaftar dan sekolah
asalnya. Penilaian dilakukan dan menjadi otoritas kampus tujuan.
Sebagai contekan, ini dia kriteria yang digunakan kampus dalam menyeleksi calon mahasiswa mereka:
Nilai Rapor
Namanya juga jalur bebas tes, tentu saja rapor menjadi acuan utama.
Kampus akan melihat nilai rapor siswa seperti yang diisikan dalam
Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Seleksi terutama dilakukan berdasarkan nilai mata pelajaran yang
diujikan dalam Ujian Nasional (UN). Nilai-nilai pendaftar yang masuk
akan diurutkan dari yang paling besar ke yang paling kecil. Sementara
itu, untuk membandingkan pelajar yang satu dengan pelajar lain, kampus
akan melihat dan membandingkan nilai total keduanya.
Nilai tiap mata pelajaran
Kampus juga akan membandingkan nilai mata pelajaran tiap siswa,
khususnya mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan pilihan
jurusan mereka.
Misalnya, Andi dan Dina memilih jurusan Matematika di Universitas
Gadjah Mada (UGM). Jika dilihat dari nilai total, maka peringkat Dina
kalah dari Andi. Tetapi jika melihat nilai Matematika keduanya, nilai
Dina lebih tinggi dari Andi. Jadi, Andi dan Dina masih tetap bersaing
untuk meraih satu kursi di jurusan Matematika UGM.
Lalu, kampus akan pilih Andi atau Dina? Keputusannya mutlak ada di panitia seleksi kampus tersebut.
Mau Lulus SNMPTN? Tidak Cukup Hanya Nilai Rapor Saja yang Bagus!
Prestasi Non-Akademik
Juara kelas dan juara berbagai olimpiade pelajaran sudah pasti akan
mendapat pertimbangan khusus dalam seleksi yang dilakukan kampus.
Tetapi, kampus juga akan mempertimbangkan prestasi siswa di luar kelas.
Misalnya, juara tari daerah nasional, juara debat bahasa Inggris, dsb. Jadi, jangan segan memindai (scan) piagam atau sertifikat yang membuktikan prestasimu untuk diupload saat pendaftaran SNMPTN, ya!
Misalnya, juara tari daerah nasional, juara debat bahasa Inggris, dsb. Jadi, jangan segan memindai (scan) piagam atau sertifikat yang membuktikan prestasimu untuk diupload saat pendaftaran SNMPTN, ya!
Akreditasi atau Prestasi Sekolah
Sistem awal SNMPTN mempertimbangkan akreditasi sekolah asal siswa
pendaftar. Siswa dari sekolah berakreditasi A mendapat porsi pendaftaran
yang lebih besar dari siswa dengan sekolah berakreditasi B dan C. Tahun
lalu, sistem akreditasi ini sudah tidak dipakai lagi.
Selain itu, prestasi sekolah di berbagai ajang kompetisi, baik akademik maupun non-akademik juga akan menjadi pertimbangan.
Konsistensi
Kampus akan melihat konsistensi nilai siswa pendaftar sejak awal
sekolah hingga semester terakhir di SMA. Tahun lalu, pengukurannya
adalah, siswa dari sekolah berakreditasi A dapat mengirim 50% siswa
terbaik mereka.
Tapi, dengan catatan nilai-nilai siswa tersebut harus konsisten. Artinya, siswa pendaftar harus terus berada di kisaran 50% siswa terbaik itu selama semester tiga hingga lima. Aturan ini biasanya membuat tiap sekolah tidak sampai memenuhi kuota 50% tadi.
Meski itu adalah aturan dari panitia SNMPTN, setiap kampus juga
memiliki hak untuk menentukan siapa siswa yang akan mereka terima.
Misalnya, nilai Eros pada semester lima jatuh karena dia sakit parah dan
harus dirawat di rumah sakit. Tetapi, Eros tetap dapat diterima di
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI).
Tapi, dengan catatan nilai-nilai siswa tersebut harus konsisten. Artinya, siswa pendaftar harus terus berada di kisaran 50% siswa terbaik itu selama semester tiga hingga lima. Aturan ini biasanya membuat tiap sekolah tidak sampai memenuhi kuota 50% tadi.
Arsip Pengetahuan
- WELCOME TO MY BLOG DIMANA INI HANYA BLOG SEDERHANA YANG MEMBAHAS SEGALA HAL TENTANG PENDIDIKAN DAN JUGA JEPANG